/

AKSI DAMAI: Mahasiswa Mendominasi Demo Hari Antikorupsi



Copyright © 2003 Lampung Post. All rights reserved.
Kamis, 10 Desember 2009


AKSI DAMAI: Mahasiswa Mendominasi Demo Hari Antikorupsi
BANDAR LAMPUNG (Lampost): Peserta aksi unjuk rasa memperingati Hari Antikorupsi Sedunia di berbagai daerah di Lampung, Rabu (9-12), didominasi mahasiswa.
Di Bandar Lampung, sekitar 400 mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Parlemen Jalanan (APJ) menggelar aksi jalan kaki. Sepanjang jalan mulai dari depan Plaza Pos, Jalan Raden Intan, hingga Tugu Adipura, massa menuntut Panitia Khusus (Pansus) Century mengusut kasus bailout bank itu secara tuntas. Mahasiswa juga meminta Wakil Presiden Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani diperiksa terkait dengan kasus tersebut. Dalam tuntutannya, massa menuntut kejaksaan dan kepolisian segera mereformasi diri.
"Aksi ini sebagai kampanye atau sosialisasi kepada masyarakat tentang Hari Antikorupsi. Kami juga meminta pejabat-pejabat negara untuk tidak berlaku korup. Masyarakat juga jangan sampai terus membudayakan watak korupsi," ujar Koordinator Lapangan (korlap) yang juga Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Laikmen Sipayung.
APJ terdiri dari Liga Mahasiswa Nasional Demokrat (LMND), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), dan Pergerakan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI).
Sementara itu, di halaman Kantor DPRD Lampung juga digelar aksi dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Universitas Lampung. Bersama dengan anggota DPRD Lampung, mahasiswa membakar patung tikus sebagai lambang koruptor yang diberi gambar uang.
Di Kalianda, tiga kelompok mahasiswa menggelar aksi di halaman Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Kalianda. Ketiga kelompok mahasiswa terdiri dari APJ Selatan, IMM Lamsel, dan Himpunan Mahasiswa Lampung Selatan (Himals) diterima Kajari Kalianda, Munasim Salim.
Di Pringsewu, puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi menggelar aksi di depan Pendopo Pringsewu. Aksi itu mendapat pengawalan ketat dari kepolisian. Satu peleton Pasukan Pengendali Massa (Dalmas) dikerahkan.
Sementara itu, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Lampung I Ketut Arthana mengaku kesulitan membongkar kasus korupsi dengan nilai uang besar. "Kami kesulitan mengenai data, terkadang laporan (perkara korupsi) yang masuk sering tidak jelas," ujar Arthana, usai pemusnahan barang bukti kejahatan di halaman kantor Kejati.
Meskipun demikian, Arthana membantah jika Kejati Lampung dianggap gagal dalam melakukan pemberantasan korupsi di Lampung. "Penanganan perkara korupsi oleh Kejati Lampung untuk tahun 2009 sudah 45 perkara. Jumlah itu tidak rendah, bahkan tinggi jika dibandingkan dengan daerah lain," ujar Arthana. n MG13/MG14/JUN/MG17/WID/CK3
/U-2
 
Immawan Deni Angga Saputra | Designed by Techtrends | © 2007-2008 All rights reserved